Halaman

    Social Items

Visit Namina Blog
Tampilkan postingan dengan label Cut loss. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cut loss. Tampilkan semua postingan
Dalam trading saham, tahapan sebagai seorang trader pemula itu sangatlah penting dan krusial. Trader pemula dengan pengalaman trading yang masih minim, modal yang masih kecil / terbatas, harus mampu untuk menekan kerugian dan mengembangkan modal trading.  

Itu artinya, dalam tahapan pemula ini jangan sampai anda salah melangkah. Banyak sekali trader saham yang modal habis (bangkrut) karena mereka tidak memahami bagaimana cara menekan kerugian (cut loss). 

Sehingga menekan kerugian di saham untuk trader pemula ini menjadi tantangan tersendiri untuk anda. Belum lama ini, ada salah seorang rekan trader yang komentar dan bertanya di salah satu pos Facebook Belajar Saham saya. Berikut pertanyaannya: 


Oke kalau anda bertanya gimana cara menekan / meminimalkan cut loss untuk pemula dengan modal yang masih terbatas, kunci utamanya sebenarnya satu: Anda harus bisa memilih saham yang tepat buat trading.

Beneran itu kunci utamanya Pak Heze? Tanya anda ragu-ragu. 

Iya benar, itu kunci utamanya. Untung ruginya anda trading saham, semuanya ditentukan dari saham yang anda pilih. Kalau saham yang anda pilih naik, anda untung. Modal anda bertambah.

Tapi kalau saham yang anda pilih salah, saham yang anda pilih adalah saham2 jelek, ya otomatis risiko saham anda turun lebih besar. Disitulah modal anda akan berkurang. Kalau terus-menerus terjadi... Modal anda lama-kelamaan akan habis. 

Jadi kalau anda tanya bagaimana cara menekan cut loss, anda nggak perlu cari jawaban panjang lebar, mikirin metode yang aneh2 buat menghindari cut loss misalnya beli software pendeteksi sinyal trading yang harganya puluhan juta, atau ikut rekomendasi berbayar dengan harapan bisa untung terus. Trust me, itu nggak akan ngefek. Semua kembali ke analisa anda pribadi. 

Jawabannya dari dulu cuma satu: Pilih saham yang layak buat trading. Supaya anda bisa memilih saham yang layak buat trading, maka sebelum anda mau beli saham, anda harus lakukan tiga hal: 

1. Lakukan analisa teknikal, riset saham yang mau anda beli 
2. Lakukan dulu screening saham, untuk menyaring saham yang layak trading
3. Never trust anyone in stock market

Poin pertama, sebelum anda beli saham anda harus punya pengetahuan analisa teknikal. Jangan pernah beli saham kalau anda belum mengerti bagaimana cara baca grafik, bagaimana mengetahui saham2 yang berpotensi naik, bagaimana memahami saham2 yang layak trading.  Baca juga: Ebook Saham Analisa Teknikal

Poin kedua, jumlah saham di pasar saham itu banyak sekali. Anda yang masih pemula, sangat mungkin anda akan bingung ketika dihadapkan pada pilihan ratusan saham yang ada. Masalahnya, nggak semua saham itu bagus buat trading. 

Jadi sebelum anda terjun ke pasar saham, lakukan screening / menyaring saham2 yang potensial untuk trading.  Baca juga: Panduan Simpel & Efektif Screening Saham Bagus.   

Saring beberapa saham dulu, dan saham2 yang berisiko jangan coba2 nekad trading, kecuali kalau nanti anda sudah mulai pengalaman, anda bisa belajar lebih banyak di saham2 yang berisiko ini tadi.  

Poin ketiga, anda boleh saja membaca, mempelajari analisa-analisa trader lain. Tapi ingatlah, jangan pernah 100% percaya pada analis lain. Jangan beli saham karena anda mendengar trader A bilang saham tersebut akan naik, kemudian langsung anda beli. 

Sebelum beli saham, lakukan dua hal itu tadi: Analisa teknikal (melihat momentum trading yang baik), kedua adalah screening saham. 

Ya sebenarnya tiga poin itu saja sih yang terpenting agar anda bisa menekan cut loss. Soalnya yang banyak sekali saya temui, trader-trader saham yang bangkrut dan akhirnya berujung menyalahkan pasar saham sebagai arena judi, sebagai penyebab kerugian karena mereka: Tidak melakukan analisa teknikal, tidak screening saham, dan banyak percaya dengan si ini si itu plus nekad trading pakai modal gede. 

Disamping itu, memang kemampuan mengelola modal dan psikologis trading juga sangat penting. Dua hal ini juga sudah saya bahas disini: Manajemen Modal & Psikologis Trading. Tapi dua hal ini harus jalan berbarengan dengan poin2 diatas itu tadi. 

Dengan kata lain begini: Kalau anda pingin trading tapi anda belum paham dengan analisa teknikal dan memilih saham, JANGAN TRADING DULU. Itu hanya akan membawa anda pada risiko kerugian yang berbahaya. 

Pahami dulu yang namanya analisa teknikal dan cara memilih saham yang benar terutama buat pemula. Nah, kalau anda masih ragu-ragu, anda bisa melakukan virtual (demo) trading dulu. Caranya pernah saya tulis disini: Cara Trading dengan Demo (Virtual) Trading Saham.

Virtual trading ini adalah cara yang dulu saya lakukan. Saya melakukannya selama 1,5-2 bulan sebelum trading beneran. 

Jadi dulu saya nggak langsung trading, tapi saya benar2 memahami dulu bagaimana caranya milih saham, dan setelah paham, sudah ada gambaran mau trading saham apa, sudah siap... Barulah saya trading pakai modal beneran. 

Apa efeknya? Efeknya sangat bagus, yaitu saya bisa menekan kerugian, karena saya sudah nggak bingung lagi harus beli saham apa, harus pilih saham apa, harus analisa yang seperti apa. 

Saya ingin berbagi sedikit pengalaman, di mana pertama kali saya trading dengan modal kecil yaitu Rp1-3 juta, dari 30 kali transaksi trading selama beberapa bulan pertama, 27 kali saya profit dan 3 kali cut loss. Tetapi nominal cut loss saya tetap jauh lebih sedikit dibandingkan profit.  

Lalu kenapa saya bisa cut loss? Cut loss yang saya lakukan mayoritas di saham-saham lapis tiga, karena saya waktu itu nekad, maka saham yang saya beli akhirnya berujung pada cut loss. 

Dan harus diakui, pemula pasti berisiko juga untuk salah mengambil posisi, tapi hal ini setidaknya bisa diminimalkan dengan analisa teknikal dan kemampuan memilih saham itu tadi. 

Jadi seandainya kalau nanti anda dalam posisi di mana anda harus cut loss, maka untuk pemula anda bisa cut loss dulu 2-3% dari harga beli anda, supaya kerugian anda tidak terlalu besar, dan modal anda tetap bisa berkembang nantinya.

Di satu sisi yang ingin saya sampaikan pada anda, sebenarnya trader pemula itu ada keuntungannya, yaitu trader pemula biasanya (dan selalu saya sarankan juga) biasnaya akan menggunakan modal kecil dulu.

Mengelola modal kecil, dari sisi psikologis itu jauh lebih mudah dibandingkan mengelola modal besar. Mengelola modal besar, berarti anda punya tanggung jawab yang lebih besar juga untuk menjaga portofolio yang sehat. 

Itulah mengapa anda yang masih pemula, anda harus pakai modal sekecil mungkin, supaya anda nggak stres, kepikiran kalau-kalau anda harus cut loss. 

Jika modal anda Rp2 juta dan anda cut loss 2%, maka kerugian anda adalah Rp40.000. Tapi kalau anda nekad main saham pakai duit Rp50 juta dan anda cut loss 2%, maka anda sudah rugi Rp1 juta. Apakah sebagai pemula anda siap dengan hal ini? 

Jadi itulah cara-cara menekan cut loss untuk trader pemula. Intinya semua ada pada pemilihan saham yang anda lakukan. 

Cara Menekan Cut Loss untuk Trader Pemula

Saham yang anda beli, terkadang bisa jadi tidak bergerak sesuai kenyataan dan harapan anda. Semua trader pasti menginginkan saham yang dibeli akan langsung naik. Namun, faktanya bisa saja saham yang anda beli bukannya naik, justru turun. 

Saya sebenarnya sudah cukup lama menerima pertanyaan rekan-rekan trader, dan para pembaca setia web Saham Gain ini. Banyak trader yang bertanya: "Bung Heze, kalau saham yang kita beli turun, kita harus cut loss atau hold? Cut lossnya sebaiknya berapa persen dari harga beli?"

Anda mungkin sudah sering membaca tulisan2 lain yang membahas tentang strategi yang harus dilakukan saat saham turun. Ada yang menganjurkan untuk cut loss. Ada juga yang mengajurkan untuk hold saja. Ada juga yang menganjurkan untuk averaging down dan lain2. 

Nah lho? Jadi mana nih yang benar? Kalau saham kita turun, baiknya cut loss saja atau gimana? Di pasar saham kan juga ada prinsip cut loss untuk memproteksi modal? Bagaimana kita menerapkannya dalam trading?  

Tidak sedikit trader yang cut loss setelah sahamnya turun. Namun nggak lama kemudian, harganya malah naik sampai diatas harga beli. Sekarang coba anda renungkan.. Kalau anda mau bersabar menunggu, anda nggak perlu rugi, kan? Mungkin saham anda butuh waktu beberapa waktu untuk naik. But at least anda nggak perlu rugi, dan ini hanya masalah WAKTU saja. Hanya masalah fluktuatif harga saham.

Sebelum anda memutuskan untuk cut loss atau hold saat saham turun, anda harus bisa berpikir RASIONAL. 

Jangan asal melakukan cut loss, padahal saham anda adalah saham yang bagus, di mana anda sebenarnya hanya perlu menunggu untuk naik. Sebaliknya jangan sampai anda membiarkan saham2 jelek  mengisi portofolio anda. 

Kalau saham yang anda beli turun, anda harus melakukan analisa lebih dalam apakah: Saham yang anda beli bagus atau tidak? Anda beli saham pakai analisa yang biasa anda gunakan atau hanya beli saham asal-asalan?

Prinsipnya, selama saham yang anda beli bagus. Saham anda likuid (buyer-sellernya banyak), anda menggunakan analisa teknikal dengan benar, anda hanya perlu menunggu waktu untuk naik. 

Terlebih lagi kalau saham anda turun hanya karena sentimen negatif sesaat, maka saham tersebut biasanya akan balik naik lagi. Itu adalah hal yang biasa terjadi di pasar saham. 

Cara mencari saham-saham yang bagus secara analisa teknikal dan punya potensi naik dalam jangka pendek, anda bisa baca disini: Buku Saham. 

Beda cerita jika anda beli saham yang tidak likuid misalnya. Atau anda beli saham tanpa melakukan analisis. Bahkan anda sendiri bertanya-tanya setelah membeli sahamnya: "Ini saham apaan sih yang saya beli?"

Maka anda harus cut loss untuk PROTEKSI MODAL. Jangan sampai anda beli saham yang sama sekali anda tidak tahu saham tersebut, anda sendiri merasa 'aneh' dengan sahamnya, tapi anda bersikeras untuk hold terus sahamnya. Inilah penyebab trader banyak yang sahamnya sering nyangkut dan akhirnya nggak balik modal.  

Saya pernah mengalami sendiri ketika saya memutuskan untuk beli saham AALI, karena AALI akan membagikan dividen. Setelah melakukan analisa2 lebih lanjut, saya memutuskan untuk buy AALI di harga 12.200. Perhatikan rincian transaksi AALI saya dan dividen AALI yang pernah saya terima. 



(klik gambar untuk memperbesar)

Setelah saya beli AALI, faktanya AALI tidak langsung naik. AALI koreksi sejenak sampai ke harga 11.250-an. Secara hitung2an, meskipun saya sudah dapat dividen, tapi kalau saya terburu cut loss saat itu, maka kerugian di AALI akan jauh lebih besar dibandingkan dividen yang saya dapatkan. 

Karena AALI secara grafik, analisa, harga historis adalah saham yang harganya mudah rebound cepat, dan sahamnya juga termasuk saham yang bagus secara analisa teknikal, maka saya hold saham AALI. 

Dan walaupun koreksi, namun AALI tidak butuh waktu lama untuk rebound. Praktik trading diatas adalah salah satu contoh di mana jika kita sudah melakukan analisa yang benar, sebenarnya kita tidak perlu terburu untuk cut loss. 

Karena ada kalanya harga saham bisa jadi bergerak tidak sesuai harapan kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah menunggu.  Tapi kalau yang anda beli adalah saham yang, misalnya, tidak likuid, sahamnya sering digoreng, maka anda harus tegas untuk melakukan cut loss ketika saham anda turun. 

Sepengalaman saya, saham-saham yang pola pergerakannya bagus, likuid, dan analisa yang anda gunakan sudah benar, anda hanya perlu menunggu. Saham tersebut cepat atau lama akan naik kembali. 

$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$$


Salah satu penyebab trader saham bangkrut ternyata karena trader tersebut tidak bisa sabar menunggu momen, bukan karena saham yang dibeli jelek. Saya beberapa kali menemukan kisah trader yang bangkrut karena trader cut loss saat harganya sudah benar2 turun, dan floating lossnya sudah gede banget. 

Trader awalnya takut untuk cut loss. Namun karena dari waktu ke waktu saham yang dipegang harganya turun, dan turun terus. Akhirnya pada satu titik, trader menyerah dan cut loss. Akhirnya kerugiannya sangatlah besar, dan modal yang digunakan habis. 

Padahal setelah turun terus mencapai titik tertentu, tidak lama kemudian, sahamnya mulai naik secara berangsur, dan walaupun harus menunggu agak lama, sahamnya akhirnya bisa naik jauh diatas harga beli awalnya. 

Kalau trader mau menunggu (selama saham yang dipegang adalah saham yang bagus), trader tidak perlu rugi besar. Waktu yang diperlukan untuk menunggu harga saham naik, ternyata lebih cepat daripada waktu yang dibutuhkan untuk mengganti kerugian akibat cut loss. Pernahkah anda mengalaminya?

Masalahnya banyak trader yang sudah 'didoktrin' dahulu dengan kata-kata: "Saham itu bisa untung besar tanpa risiko". "Join-lah bersama kami pasti profit". 

Waktu tiba saatnya trader dihadapkan dengan kondisi ini, trader langsung down, karena kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang digembar-gemborkan.

Anda harus mengerti bahwa pasar saham itu fluktuatif. Harga saham naik dan turun, anda harus punya mental untuk menunggu saham anda panen, dan tidak terlalu cepat cut loss. Hal ini bisa dilakukan jika anda memilih saham-saham yang tepat untuk trading. Baca juga: Memilih Saham Bagus untuk Trading. 

Dari pengalaman saya, saat saham2 yang kita pegang bagus, analisa kita benar, actually kita hanya butuh sedikit waktu untuk menunggu saham rebound. Jadi ketimbang anda cut loss, bukankah lebih baik anda menunggu sedikit waktu agar bisa untung? 

Apa yang saya tulis di pos ini merupakan pengalaman pribadi saya sendiri dalam trading. Tulisan di pos ini bukan teori (kalau di teori anda diajarkan saham turun ya cut loss.. Tapi faktanya praktiknya nggak semudah itu. Sebagai trader, anda harus cerdas melihat situasi). 

Melalui tulisan ini saya sebenarnya juga ingin mengajak anda untuk melihat fakta lebih dalam di pasar saham itu sendiri  melalui kacamata seorang trader, bukan seorang teoretis. 

Nanti dalam praktikknya, anda bukan hanya dihadappkan profit saja. Tapi suka nggak suka, anda juga akan dihadapkan pada situasi di mana saham yang anda beli ternyata harganya turun dulu.. Dan anda harus memilih antara cut loss atau hold.. 

Pilihan ini memang tidak mudah, apalagi kalau saham anda turun, floating loss anda sudah besar, dan market lagi bearish. Tapi kalau anda siap menghadapi kenyataan, dan tidak hanya termakan promosi2 'saham itu bebas risiko dan bisa untung terus', percayalah anda akan bisa mengambil keputusan dengan jernih. 

Anda akan tahu saat yang tepat apakah anda harus cut loss di saham tersebut, atau anda hold saja dan menunggu untuk naik. 

Semakin pengalaman anda trading, memang kemungkinan prediksi salah itu akan semakin kecil. Tapi harus anda ingat, sekali-dua kali anda akan menghadapi situasi seperti ini. 

Jangan sampai profit anda berubah menjadi rugi hanya karena anda cut loss dalam jumlah besar. Padahal jika anda menunggu sedikit, saham anda sudah balik naik lagi. 

Kalau anda sering mengalami saham yang anda cut loss.. Ehhh ternyata nggak lama kemudian saham anda berbalik naik, maka sebenarnya persoalannya hanya  dua: BELAJARLAH SABAR dan belajarlah memahami fluktuatif harga saham. 

Ibarat anda seorang petani. Untuk mendapatkan panen padi, ada kalanya anda harus menunggu. Jika anda tidak sabar untuk menunggu musim panen, maka tentu anda tidak bisa mendapatkan padi yang berkualitas. 

Saham Turun: Pilih Cut Loss atau Hold?