Halaman

    Social Items

Visit Namina Blog
Tampilkan postingan dengan label Saham Gorengan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Saham Gorengan. Tampilkan semua postingan
Jumlah saham gorengan di Indonesia sangat banyak. Selain itu, menilai apakah suatu saham masuk dalam daftar saham gorengan atau tidak, juga membutuhkan penilaian subjektif dari setiap orang.
Jadi tentu saja kita tidak bisa menyebutkan semua saham gorengan satu per satu. Daftarnya bisa jadi sangat panjaaang. Di beberapa pos berikut yang bisa anda pelajari disini: Daftar dan Contoh Saham Gorengan, Kenali Saham Gorengan di Indonesia. 

Saya seringkali mendapatkan pertanyaan dari rekan-rekan: ''Bung Heze, gimana caranya kita bisa mengetahui secara cepat apakah suatu saham masuk saham gorengan atau bukan?" 

Kalau anda bertanya cara melihat saham gorengan SECARA CEPAT, di pos ini saya akan memberikana beberapa tips agar anda bisa mengetahui apakah suatu saham masuk saham gorengan atau tidak. 

1. Lihat saham-saham top stocks

Untuk melihat saham2 gorengan, anda bisa melihat daftar saham yang masuk dalam top stock, yaitu saham2 yang masuk di top gainer dan top loser (pada software online trading anda). 

Atau anda bisa sort / urutkan saham2 berdasarkan kenaikan yang paling tinggi sampai penurunan paling rendah berdasarkan percentage % change-nya. Berikut salah satu contoh tampilan saham-saham yang masuk alam top gainer: 

Daftar saham gorengan
Saham2 yang masuk dalam top gainer, adalah saham2 yang bisa naik puluhan persen dalam waktu singkat (termasuk waran). Anda bisa lihat saham2 diatas seperti YPAS yang naik 35,76% atau saham ITIC yang naik 24,76%. 

Saham2 yang mudah naik dalam puluhan persen dalam sehari adalah ciri-ciri saham gorengan. Demikian juga dengan saham2 yang turun puluhan persen sehari. Hal ini karena saham gorengan memiliki likuiditas yang sangat rendah, sehingga sahamnya sangat mudah dinaik-turunkan oleh bandar dalam waktu singkat. 

2. Lihat saham2 yang selama jam trading harganya 0 atau Rp50

Jika anda sort harga saham berdasarkan tinggi rendahnya harga saham saat itu, maka anda akan melihat banyak sekali saham yang saat jam trading harganya Rp50 atau bahkan 0. Saham-saham yang harganya 0 (nol) adalah saham yang tidak ditradingkan di hari itu. 

Saham2 yang diperdangkan di sekitar harga Rp50 dan saham2 yang tidak ditradingkan, adalah saham-saham yang tidak likuid, dan suatu saat ketika saham2 tersebut ditradingkan, umumnya bid-offer dan naik-turunnya juga tidak stabil. Ini adalah ciri-ciri saham gorengan. 


Diatas adalah contoh-contoh saham yang tidak diperdagangkan, sehingga last price-nya Rp0. 

Jadi kalau anda menemukan saham tidur (tidak ditradingkan), atau saham2 yang harganya mendekati gocap, maka saham2 tersebut boleh dikatakan saham gorengan. 

"Tapi Pak Heze, selain saham-saham tersebut, pasti masih ada lagi kan yang masuk dalam daftar saham gorengan?" Tanya anda.  

Yap, dua cara diatas tadi adalah CARA CEPAT membaca saham gorengan. Tapi dengan dua cara itu, anda sudah bisa mendapatkan ratusan daftar saham gorengan di Indonesia, karena di Bursa Efek ada ratusan saham yang harganya Rp0, Rp50 atau yang naik-turun puluhan persen dalam waktu singkat. 

Kalau anda ingin mencoba "cara yang lebih lama", dalam arti analisis saham gorengan yang lebih spesifik, anda harus lebih dalam menganalisa beberapa poin. Dan kita sudah membahasnya disini: Kenali Saham Gorengan di Indonesia. 

Cara Cepat Membaca Saham Gorengan

Di web Saham Gain, beberapa kali kita mengulas tentang pergerakan-pergerakan saham. Dan salah satu pergerakan saham yang berisiko untuk ditradingkan adalah saham-saham gorengan. 

Likuiditas yang kecil dan fluktuatif harga yang tidak terkontrol menyebabkan banyak trader ritel yang terjebak di saham-saham gorengan ini. 

Ada banyak cara untuk mengetahui apakah suatu saham masuk dalam saham gorengan atau tidak. Anda bisa pelajari beberapa ulasan saya disini: Kenali Saham Gorengan di Indonesia

Salah satu cara paling mudah melihat saham gorengan adalah dengan melihat daftar saham yang sedang di suspend oleh Bursa Efek Indonesia. Daftar saham suspen bisa anda lihat di situs IDX berikut: Suspensi Saham IDX. 

Kalau anda belum tahu tentang suspensi saham dan mengapa suatu saham terkena suspen, anda bisa baca tulisan saya disini: Arti dan Ilustrasi Supsensi Saham.  

Intinya, saham-saham yang terkena suspen umumnya adalah saham2 yang bermasalah secara fundamental dan teknikal (pergerakan harganya tidak wajar) dan mayoritas saham2 yang terkena suspen adalah saham2 yang harganya sangat rendah (biasanya dibawah Rp1.000 per saham).

Untuk anda suka trading dan mencari saham2 yang harganya murah, saya menyarankan agar anda menghindari alias blacklist saham-saham yang dalam waktu dekat sedang terkena suspen.  

Hal ini dikarenakan saham-saham yang terkena suspen, ketika masa suspen-nya dibuka oleh Bursa Efek, pergerakan sahamnya biasanya sangat liar dan volatilitasnya tinggi. Banyak saham yang setelah masa suspen, harganya langsung terjun bebas. Contohnya seperti saham POSA berikut ini: 

Saham POSA
Saham POSA sempat terkena suspen selama kurang lebih 2 minggu. Setelah suspensi dibuka (tana lingkaran), saham POSA terus terjun bebas sampai harganya balik ke titik terendah (Rp50). Hal ini juga terjadi pada banyak saham yang pernah terkena kasus suspen (Contohnya seperti saham SIAP, IATA). 

Walaupun ada kemungkinan suatu saham bisa naik tinggi setelah masa suspen, namun ada baiknya anda tidak perlu bertaruh membeli saham2 yang risikonya besar, karena hal ini berbahaya untuk karir trading anda.

Saya seringkali menemukan trader yang tidak berhati-hati dalam membeli saham. Trader membeli saham hanya karena tertarik dengan pergerakan harganya yang sedang cepat. Padahal saham tersebut belum lama terkena kasus suspen. 

Akhirnya saham2 suspen tersebut justru menjadi bumerang bagi trader. Oleh karena itu, anda yang suka mencari saham2 harga murah dengan volatilitas agak tinggi, sering-seringlah cek saham2 yang sedang di suspen (di situs IDX), agar anda tidak terjebak membeli saham2 yang sedang bermasalah.

Berikut ini adalah contoh saham2 yang sedang di suspen oleh Bursa Efek (dibagikan oleh salah satu member di grup FB Saham Gain):  

Klik gambar untuk memperbesar

Saham2 yang di suspen diatas misalnya saham TRAM, SMRU, MYRX adalah saham2 yang waktu itu sangat bermasalah baik secara fundamental dan teknikal (anda bisa cari di Google tentang kasus Bentjok). Dan saham2 yang sudah bermasalah seperti ini, harganya akan cenderung turun sampai di harga gocap. Kalau saham sudah di harga gocap, anda tidak akan bisa menjualnya di pasar reguler. 

Jadi untuk saham-saham yang sedang di-suspen, ada baiknya anda blacklist sahamnya terlebih dahulu dari daftar trading anda. 

Saham Suspend & Saham Gorengan

Setiap ada saham yang barusan listing / melantai di Bursa Efek (terutama beberapa hari pertama), harga sahamnya biasanya akan naik dengan sangat cepat. Hari pertama bisa naik 30%. Demikian juga beberapa hari setelahnya, saham2 IPO masih bisa lanjut naik sampai puluhan persen. 

Tentu saja pergerakan saham2 IPO ini seringkali membuat para trader saham tergiur untuk mentradingkannya. Siapa yang nggak mau dapat untung 20-30% hanya dalam waktu singkat? 

Saya juga sering menerima pertanyaan teman-teman trader: "Pak apakah ada tips untuk trading di saham2 yang baru IPO? Soalnya biasanya naiknya cepet banget"

Namun kita semua tahu bahwa beberapa ciri saham gorengan adalah kenaikan harga sahamnya yang sangat cepat, dengan likuiditas rendah dan fluktuatif yang nggak wajar. 

"Jadi apakah saham IPO itu masuk dalam kriteria saham gorengan ya Pak Heze?" Tanya anda 

Betul, boleh saya katakan bahwa saham2 IPO mayoritas adalah saham-saham yang bergerak naik-turun tidak wajar, dengan likuiditas yang rendah. Kesimpulannya, banyak saham IPO yang merupakan saham-saham gorengan. 

Dalam 3-4 tahun terakhir, saya memperhatikan saham-saham yang baru IPO selalu punya pergerakan saham yang tidak wajar di awal2 IPO-nya, dan ujung2nya selalu berakhir jadi saham gorengan. Tidak sedikit juga saham2 IPO yang ditinggal bandar. Baca juga: Ciri-ciri Saham yang Ditinggal Bandar. 

Faktanya, walaupun banyak saham IPO yang punya brand ternama, tapi tidak lama kemudian sahamnya selalu berakhir dengan pergerakan harga yang jelek, downtrend dan tidak likuid. Anda bisa perhatikan contohnya seperti saham Garuda Food dan Campina. 

Emiten tersebut punya brand yang cukup terkenal, dan bahkan digadang-gadang akan menjadi saham blue chip yang baru. Namun, fakta justru berkata sebaliknya. Sekarang sahamnya 'tenggelam', nggak banyak dibicarakan, likuiditas sahamnya juga sangat rendah. 

Saham CAMP
Anda bisa lihat contoh saham Ice Cream Campina (CAMP) diatas, di mana tren sahamnya turun terus pasca IPO, dengan volume yang tipis. Dan mayoritas saham IPO selalu punya pergerakan saham yang kurang lebih seperti chart CAMP diatas, bahkan banyak yang pergerakan sahamnya lebih buruk. 

Mengapa hampir semua saham IPO itu pergerakannya seperti saham-saham gorengan? Apakah hal ini menandakan bahwa pasar saham kita tidak sehat? Apakah saham2 IPO masih layak ditradingkan?

Kita semua tidak pernah tahu apa tujuan sebenarnya perusahaan bersedia untuk go public. Secara teori, tujuan perusahaan go public adalah untuk mendapatkan pendanaan dari pasar modal. Tapi saya yakin praktikknya tidak sehitam putih itu. 

Kalau tujuannya hanya untuk itu, saya yakin banyak manajemen perusahaan yang ogah untuk IPO. IPO itu sendiri juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. 

Setelah IPO, perusahaan juga memiliki banyak kewajiban, keterbukaan informasi yang harus diungkapkan ke publik. Perusahaan harus membayar biaya-biaya seperti: 

- Biaya jasa pencatatan tahunan saham pada Bursa Efek. 
Biaya pengawasan ke Otoritas Jasa Keuangan melalui situs SIPO.OJK.GO.ID. 
- Biaya jasa kantor akuntan publik (audit laporan tahunan)
- Biaya jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek ke Kustodian
- Biaya jasa notaris (untuk RUPS)

Dan tentu itu semua costly alias butuh biaya yang tidak sedikit. Di satu sisi, perusahaan harus mengungkapkan keterbukaan informasi yang akurat (jumlah pemegang saham Direksi Komisaris), keterbukaan laporan keuangan kepada publik, kewajiban menyelanggaran RUPS (biaya lagi dan lagi). 

Jadi dalam hal ini untuk bisa mendorong perusahaan2 tertutup agar mau go public, Bursa Efek memberikan insentif2. Beberapa diantaranya adalah memberikan keringanan biaya IPO, dan keringanan minimal jumlah saham beredar. Hal ini karena Bursa Efek juga ingin mengejar target jumlah saham yang IPO di Indonesia. 

Dengan adanya keringanan2 ini, maka mulai banyak perusahaan yang IPO. Jadi nggak heran kalau mayoritas perusahaan2 IPO zaman sekarang sahamnya sangat tidak likuid, karena banyak perusahaan yang "asal-asalan" dalam IPO, mengingat syarat jumlah saham beredarnya tidak sesulit dulu (dengan saham yang sedikit sudah bisa IPO).

Di satu sisi, manajemen perusahaan bersedia IPO karena ada 'tujuan-tujuan lain', yaitu "orang dalam" (owner dan manajemen) ingin mendapatkan KEUNTUNGAN PRIBADI dari kenaikan harga sahamnya di pasar reguler (setelah IPO). 

Bagaimana caranya? Ya dengan "menggoreng" sahamnya sendiri, yang biasanya juga dilakukan melalui 'bantuan pihak ketiga' (bandar). Dari aksi goreng-menggoreng sahamnya sendiri itulah "orang dalam" bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari saham-saham yang berhasil listing di Bursa.

Anda mungkin ingat dengan kasus saham POSA yang digugat melalui jalur hukum karena kegiatan menggoreng saham dalam jumlah masif, yang banyak sekali memakan korban trader ritel. Baca juga: Belajar dari Kasus Saham POSA. 

Apabila anda cermati pergerakan saham2 IPO, hampir semua pergerakan harga sahamnya sangatlah tidak wajar. Setelah saham naik tinggi, harganya bisa jatuh drastis sampai balik lagi ke harga IPO, dan mendadak nyaris tidak ada transaksi sama sekali. 

Ya inilah yang dinamakan dengan permainan bandar dan "orang dalam", karena seperti yang saya tuliskan tadi: Kalau perusahaan dianjurkan untuk IPO hanya dengan tujuan "biar dapat pendanaan segar", "biar nilai perusahaan bertambah", maka manajemen perusahaan juga pasti akan penuh pertimbangan dalam IPO. 

Walaupun sudah ada insentif2 yang diberikan Bursa Efek, tapi tentu saja manajemen juga ingin mendapatkan keuntungan dari saham yang sudah di-listing-kan di pasar saham. Cara satu2nya dengan menaik-turunkan harga saham sesuai keinginannya.

Apalagi dengan keringanan dan insetif2 itu tadi, maka syarat IPO jadi lebih mudah. Dengan saham beredar yang sedikit, perusahaan sudah bisa go public. Semakin sedikit jumlah saham yang dilepas ke market, semakin mudah manajemen untuk 'setting' harga sahamnya. Paham sampai disini? 

SAHAM IPO SANGAT BERISIKO

Nah, kita semua sudah tahu permainan saham-saham IPO ini. Itu artinya, saham IPO adalah saham yang sangat berisiko untuk trading. 

Jujur saja, saya sangat tidak menyarankan anda untuk trading di saham IPO, terutama kalau saham IPO itu baru listing di hari-hari awal. Kalau anda ingin trading di saham2 IPO, saran saya tunggulah paling tidak 1-2 minggu setelah sahamnya IPO dan pergerakannya sudah tidak seliar hari-hari awal. 

Dan untuk saham2 IPO, anda bisa pertimbangkan untuk trading cepat alias scalping. Anda harus jauh lebih disiplin untuk take profit dan cut loss, serta menggunakan modal kecil. 

Mayoritas saham2 IPO tidak bisa kita tebak arah pergerakannya, karena bandar lebih banyak berperan mengatur harganya demi keuntungan manajemen. 

Jadi kalau anda menyimpan saham2 IPO yang tidak likuid dan fundamentalnya juga tidak jelas, maka risikonya akan besar. Contohnya seperti saham SWAT. Baca disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT. 

Semoga pos ini bisa membuka wawasan kita semua tentang trading saham. Pesan saya, jangan mudah tergiur oleh saham-saham IPO yang selalu jadi top gainer. 

Ada banyak permainan saham IPO yang sangat berpotensi merugikan trader, dan saham2 IPO yang tidak likuid akan sulit untuk dibeli (banyak spread bid-offernya yang renggang). 

Untuk menciptakan portofolio saham yang sehat, prioritaskan untuk membeli saham2 yang bagus secara teknikal dan fundamental.

SAHAM IPO YANG SEHAT 

Kedepan saya (dan anda juga pasti sependapat) sangat berharap agar banyak perusahaan dengan kinerja yang benar2 bagus bisa melantai di Bursa, dan bisa mencatatkan jumlah saham beredar yang banyak, sehingga sahamnya jadi likuid. 

Sebagai trader dan investor, semakin banyak perusahaan sehat yang masuk Bursa, semakin bagus juga kualitas pasar saham dan kesempatan kita meraih profit dan mengurangi risiko akan semakin besar. 

Selain menjalankan aktivitas trading saham, kita semua juga turut berdoa yang terbaik agar kualitas pasar saham kita semakin baik dan berjaya. 

Saham IPO = Saham Gorengan

Di pasar saham Indonesia, kita mengenal banyak jenis saham: Saham blue chip, saham middle cap (saham lapis dua), saham-saham small cap. Mayoritas saham small cap banyak yang masuk dalam saham gorengan. 

Kalau anda ingin mengetahui ciri2 saham gorengan, anda bisa baca kembali tulisan saya disini: Kenali Ciri-ciri Saham Gorengan di Indonesia. 

Saham blue chip merupakan saham2 perusahaan yang memiliki kinerja mapan, mayoritas sahamnya punya pergerakan harga yang stabil dan likuid. Sedangkan saham2 lapis dua biasanya adalah perusahaan2 yang sedang bertumbuh, dan perusahaan2 yang sudah merupakan "pemain lama" di Bursa, namun dari segi size, masih kalah dengan blue chip. 

Sedangkan saham gorengan adalah saham2 perusahaan yang kinerjanya kurang baik, kapitalisasi pasar kecil. Sehingga, harga sahamnya mudah dipermainkan pergerakannya oleh bandar alias banyak di pom-pom. 

Saham2 yang punya pergerakan baik dan likuid, harga sahamnya akan cenderung lebih mudah naik dan rebound. Saham2 tersebut juga memiliki pola2 yang lebih mudah dianalisa dengan analisis teknikal. 

Sebaliknya, saham2 gorengan karena banyak di pom-pom bandar, dan likuiditasnya sangat kecil, maka saham2 gorengan tidak memiliki pola chart yang bisa dianalisa dengan baik, serta pergerakan harganya hanya bisa ditebak oleh bandar. 

POLA SAHAM GORENGAN 

Saham gorengan bisa naik puluhan persen dalam waktu beberapa menit saja. Tapi sebaliknya, saham gorengan juga bisa jatuh 20% lebih hanya dalam hitungan menit. 

Saham yang digoreng bandar, karena saham tersebut memiliki kinerja keuangan yang kurang baik, dan likuiditasnya rendah. Logikanya, kalau saham tersebut memang sangat baik secara fundamental, maka pasti saham tersebut lebih banyak diincar dan dibeli trader. 

Oleh karena itu, tidak jarang bandar memanfaatkan rumor atau berita2 tertentu untuk menggoreng / menaikkan harga sahamnya, dengan tujuan menciptakan kesan seolah-olah sahamnya bagus buat trading, likuid dan bisa memberikan profit yang besar. 

Ada banyak sekali contohnya. Misalnya saham MPMX berikut: 

Saham gorengan
Saham MPMX harganya di pom-pom (tanda persegi), ketika ada pengumuman laba bersih yang naik 798% dan MPMX akan mengumumkan pembagian dividen yang besar. Kita juga sudah pernah bahas disini: Analisa Saham MPMX dan Dividend Trap.

Namun setelah informasi dividen berakhir, MPMX harganya langsung dijatuhkan bandar (tanda lingkaran), dan MPMX tidak kembali lagi ke harga sebelum di pom-pom. 

Ini adalah salah satu contoh cara bandar menggoreng saham-saham yang tidak likuid, dengan memanfaatkan berita untuk pom-pom suatu saham untuk menciptakan kesan seolah harga saham dan fundamental perusahaan mulai bagus. Padahal disitulah bandar hanya menjebak trader ritel. 

SAHAM GORENGAN YANG MENGUNTUNGKAN? 

Apakah ada saham gorengan yang menguntungkan? 

Pasti ada, dan saya yakin kalau anda punya pengalaman trading di saham gorengan, anda pasti pernah menemukan beberapa saham gorengan yang bisa memberikan profit berkali-kali dalam jangka pendek. 

Tapi berdasarkan pengalaman saya, tidak ada saham gorengan yang pergerakannya bisa ditradingkan terus untuk jangka panjang. 

Banyak saham gorengan yang awalnya punya pergerakan bagus, namun setelah bandar sudah 'cabut' dari sahamnya, harga sahamnya tidak bergerak dan hanya sideways di harga support-nya. 

Hal ini beda dengan misalnya, saham2 blue chip atau saham second liner yang punya pergerakan harga bagus, sehingga bisa ditradingkan terus selama bertahun-tahun. 

Sekarang kita sudah tahu kalau saham gorengan itu high risk, meskipun tampaknya menggiurkan karena harganya bisa naik cepat. 

Kalau anda sudah nyangkut di saham gorengan, anda harus pertimbangkan untuk cut loss dan evaluasi trading anda. Maka dari itu, jika anda trading saham gorengan, saran saya: 
  • Disiplin dalam take profit dan cut loss 
  • Jangan beli saham gorengan karena ikut-ikutan
  • Jangan mudah percaya dengan saham gorengan yang katanya bagus di grup2 saham
  • Tradinglah dengan modal kecil (maksimal 10% modal anda)
  • Jika saham gorengan sudah tidak sebagus dulu, tinggalkan sahamnya

Trading di Saham Gorengan

Saham ARTO adalah salah satu saham yang punya pergerakan "menarik", karena saham ARTO bisa naik 6 kali lipat (dari harga 400 ke 2.400) hanya dalam kurun waktu 2 bulan lebih. Kenapa saya bahas saham ini? 

Beberapa kali saya mendapatkan pertanyaan dari rekan2 yang ingin membeli saham ARTO. Namun, ada juga beberapa rekan trader yang terkena suspen saham ARTO ini. Kita coba perhatikan pergerakan grafik saham ARTO yang sangat 'menggiurkan' ini: 

Saham ARTO
Saham seperti ini tentu sangat berbahaya. Walaupun ARTO bisa naik setinggi itu, namun pergerakan harganya tidak mencerminkan fundamentalnya. Dan kalau anda perhatikan selama jam trading, ARTO memiliki pergerakan harga yang tidak likuid, dan spread bid-offer yang jelek. Pelajari juga: Mengenal Spread Bid-Offer di Pasar Saham.  

ARTO juga memiliki 'riwayat' suspen saham dari Bursa Efek, di mana selama 2 bulan tersebut ARTO sudah di suspen sebanyak 4 kali. Hal ini menandakan bahwa saham dengan tipikal: 

- Sering terkena suspen
- Kenaikan harga saham tidak wajar
- Harga saham tidak likuid
- Tidak didukung fundamental yang baik 

Adalah saham2 yang berisiko untuk trading. Kalau anda beruntung membeli saham ARTO di harga 400 atau 700, dan saham Anda naik sampai 2.400, maka anda profit. 

Tapi kalau anda sudah 'ketinggalan kereta' alias di harga 2.000-an anda belum punya saham ARTO, maka saran saya jangan mengejar saham yang geraknya seperti itu, karena kalau suatu saham sudah bergerak tidak wajar selama berhari-hari, saham tersebut akan sangat rawan terkena suspen. 

Memang setelah suspensi saham dibuka, tidak menutup kemungkinan harga saham akan naik lagi. Contohnya ARTO yang sudah disuspen beberapa kali, harga sahamnya masih lanjut naik. 

Namun, kita semua tidak tahu apakah setelah saham di suspen saham tersebut bakalan naik lagi? Atau jangan-jangan setelah suspen berikutnya harga saham langsung dibanting oleh bandar? Who knows?

Apalagi kalau anda memegang saham ARTO dan saham anda di suspen berkali-kali, apakah anda tetap bisa trading dengan nyaman, dengan tenang? 

Tipsnya, kalau anda menemukan saham gorengan yang sudah naik tinggi, apalagi sampai kena auto reject 3-4 hari berturut-turut, anda harus waspadai saham tersebut. Jangan mudah tergiur dengan profitnya, karena saham2 yang pergerakannya seperti itu sangat rawan di suspen. 

Kalau suspen sudah dibuka (unsuspend) alias sudah bisa ditradingkan sahamnya, maka saham tersebut bisa lanjut naik, atau sebaliknya langsung turun puluhan persen. Dan tentu saja hal ini juga nggak baik untuk psikologis, apalagi buat trader pemula. 

Prinsip saya pribadi, jangan sampai trading saham mengganggu aktivitas sehari-hari. Tradinglah dengan enjoy. Caranya, carilah saham2 yang pergerakannya baik bisa dianalisa dengan analisa2 umum (analisa teknikal). 

Apa yang saya tulis di pos ini, bukan bermaksud melarang anda untuk membeli saham apapun itu. Semua keputusan trading tetaplah anda di tangan anda, dan memilih saham adalah hak anda masing2. 

Namun di dalam trading, ada baiknya anda mempertimbangkan tipikal2 saham, terutama saham2 gorengan, dan saham2 yang potensi / sering terkena suspen (saham2 tersebut sangat berisiko). 

Studi Kasus Saham Suspend: Saham ARTO