Halaman

    Social Items

Visit Namina Blog
Tampilkan postingan dengan label Saham IPO. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Saham IPO. Tampilkan semua postingan
Setiap ada saham yang barusan listing / melantai di Bursa Efek (terutama beberapa hari pertama), harga sahamnya biasanya akan naik dengan sangat cepat. Hari pertama bisa naik 30%. Demikian juga beberapa hari setelahnya, saham2 IPO masih bisa lanjut naik sampai puluhan persen. 

Tentu saja pergerakan saham2 IPO ini seringkali membuat para trader saham tergiur untuk mentradingkannya. Siapa yang nggak mau dapat untung 20-30% hanya dalam waktu singkat? 

Saya juga sering menerima pertanyaan teman-teman trader: "Pak apakah ada tips untuk trading di saham2 yang baru IPO? Soalnya biasanya naiknya cepet banget"

Namun kita semua tahu bahwa beberapa ciri saham gorengan adalah kenaikan harga sahamnya yang sangat cepat, dengan likuiditas rendah dan fluktuatif yang nggak wajar. 

"Jadi apakah saham IPO itu masuk dalam kriteria saham gorengan ya Pak Heze?" Tanya anda 

Betul, boleh saya katakan bahwa saham2 IPO mayoritas adalah saham-saham yang bergerak naik-turun tidak wajar, dengan likuiditas yang rendah. Kesimpulannya, banyak saham IPO yang merupakan saham-saham gorengan. 

Dalam 3-4 tahun terakhir, saya memperhatikan saham-saham yang baru IPO selalu punya pergerakan saham yang tidak wajar di awal2 IPO-nya, dan ujung2nya selalu berakhir jadi saham gorengan. Tidak sedikit juga saham2 IPO yang ditinggal bandar. Baca juga: Ciri-ciri Saham yang Ditinggal Bandar. 

Faktanya, walaupun banyak saham IPO yang punya brand ternama, tapi tidak lama kemudian sahamnya selalu berakhir dengan pergerakan harga yang jelek, downtrend dan tidak likuid. Anda bisa perhatikan contohnya seperti saham Garuda Food dan Campina. 

Emiten tersebut punya brand yang cukup terkenal, dan bahkan digadang-gadang akan menjadi saham blue chip yang baru. Namun, fakta justru berkata sebaliknya. Sekarang sahamnya 'tenggelam', nggak banyak dibicarakan, likuiditas sahamnya juga sangat rendah. 

Saham CAMP
Anda bisa lihat contoh saham Ice Cream Campina (CAMP) diatas, di mana tren sahamnya turun terus pasca IPO, dengan volume yang tipis. Dan mayoritas saham IPO selalu punya pergerakan saham yang kurang lebih seperti chart CAMP diatas, bahkan banyak yang pergerakan sahamnya lebih buruk. 

Mengapa hampir semua saham IPO itu pergerakannya seperti saham-saham gorengan? Apakah hal ini menandakan bahwa pasar saham kita tidak sehat? Apakah saham2 IPO masih layak ditradingkan?

Kita semua tidak pernah tahu apa tujuan sebenarnya perusahaan bersedia untuk go public. Secara teori, tujuan perusahaan go public adalah untuk mendapatkan pendanaan dari pasar modal. Tapi saya yakin praktikknya tidak sehitam putih itu. 

Kalau tujuannya hanya untuk itu, saya yakin banyak manajemen perusahaan yang ogah untuk IPO. IPO itu sendiri juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit. 

Setelah IPO, perusahaan juga memiliki banyak kewajiban, keterbukaan informasi yang harus diungkapkan ke publik. Perusahaan harus membayar biaya-biaya seperti: 

- Biaya jasa pencatatan tahunan saham pada Bursa Efek. 
Biaya pengawasan ke Otoritas Jasa Keuangan melalui situs SIPO.OJK.GO.ID. 
- Biaya jasa kantor akuntan publik (audit laporan tahunan)
- Biaya jasa penyimpanan dan penyelesaian transaksi efek ke Kustodian
- Biaya jasa notaris (untuk RUPS)

Dan tentu itu semua costly alias butuh biaya yang tidak sedikit. Di satu sisi, perusahaan harus mengungkapkan keterbukaan informasi yang akurat (jumlah pemegang saham Direksi Komisaris), keterbukaan laporan keuangan kepada publik, kewajiban menyelanggaran RUPS (biaya lagi dan lagi). 

Jadi dalam hal ini untuk bisa mendorong perusahaan2 tertutup agar mau go public, Bursa Efek memberikan insentif2. Beberapa diantaranya adalah memberikan keringanan biaya IPO, dan keringanan minimal jumlah saham beredar. Hal ini karena Bursa Efek juga ingin mengejar target jumlah saham yang IPO di Indonesia. 

Dengan adanya keringanan2 ini, maka mulai banyak perusahaan yang IPO. Jadi nggak heran kalau mayoritas perusahaan2 IPO zaman sekarang sahamnya sangat tidak likuid, karena banyak perusahaan yang "asal-asalan" dalam IPO, mengingat syarat jumlah saham beredarnya tidak sesulit dulu (dengan saham yang sedikit sudah bisa IPO).

Di satu sisi, manajemen perusahaan bersedia IPO karena ada 'tujuan-tujuan lain', yaitu "orang dalam" (owner dan manajemen) ingin mendapatkan KEUNTUNGAN PRIBADI dari kenaikan harga sahamnya di pasar reguler (setelah IPO). 

Bagaimana caranya? Ya dengan "menggoreng" sahamnya sendiri, yang biasanya juga dilakukan melalui 'bantuan pihak ketiga' (bandar). Dari aksi goreng-menggoreng sahamnya sendiri itulah "orang dalam" bisa mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari saham-saham yang berhasil listing di Bursa.

Anda mungkin ingat dengan kasus saham POSA yang digugat melalui jalur hukum karena kegiatan menggoreng saham dalam jumlah masif, yang banyak sekali memakan korban trader ritel. Baca juga: Belajar dari Kasus Saham POSA. 

Apabila anda cermati pergerakan saham2 IPO, hampir semua pergerakan harga sahamnya sangatlah tidak wajar. Setelah saham naik tinggi, harganya bisa jatuh drastis sampai balik lagi ke harga IPO, dan mendadak nyaris tidak ada transaksi sama sekali. 

Ya inilah yang dinamakan dengan permainan bandar dan "orang dalam", karena seperti yang saya tuliskan tadi: Kalau perusahaan dianjurkan untuk IPO hanya dengan tujuan "biar dapat pendanaan segar", "biar nilai perusahaan bertambah", maka manajemen perusahaan juga pasti akan penuh pertimbangan dalam IPO. 

Walaupun sudah ada insentif2 yang diberikan Bursa Efek, tapi tentu saja manajemen juga ingin mendapatkan keuntungan dari saham yang sudah di-listing-kan di pasar saham. Cara satu2nya dengan menaik-turunkan harga saham sesuai keinginannya.

Apalagi dengan keringanan dan insetif2 itu tadi, maka syarat IPO jadi lebih mudah. Dengan saham beredar yang sedikit, perusahaan sudah bisa go public. Semakin sedikit jumlah saham yang dilepas ke market, semakin mudah manajemen untuk 'setting' harga sahamnya. Paham sampai disini? 

SAHAM IPO SANGAT BERISIKO

Nah, kita semua sudah tahu permainan saham-saham IPO ini. Itu artinya, saham IPO adalah saham yang sangat berisiko untuk trading. 

Jujur saja, saya sangat tidak menyarankan anda untuk trading di saham IPO, terutama kalau saham IPO itu baru listing di hari-hari awal. Kalau anda ingin trading di saham2 IPO, saran saya tunggulah paling tidak 1-2 minggu setelah sahamnya IPO dan pergerakannya sudah tidak seliar hari-hari awal. 

Dan untuk saham2 IPO, anda bisa pertimbangkan untuk trading cepat alias scalping. Anda harus jauh lebih disiplin untuk take profit dan cut loss, serta menggunakan modal kecil. 

Mayoritas saham2 IPO tidak bisa kita tebak arah pergerakannya, karena bandar lebih banyak berperan mengatur harganya demi keuntungan manajemen. 

Jadi kalau anda menyimpan saham2 IPO yang tidak likuid dan fundamentalnya juga tidak jelas, maka risikonya akan besar. Contohnya seperti saham SWAT. Baca disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT. 

Semoga pos ini bisa membuka wawasan kita semua tentang trading saham. Pesan saya, jangan mudah tergiur oleh saham-saham IPO yang selalu jadi top gainer. 

Ada banyak permainan saham IPO yang sangat berpotensi merugikan trader, dan saham2 IPO yang tidak likuid akan sulit untuk dibeli (banyak spread bid-offernya yang renggang). 

Untuk menciptakan portofolio saham yang sehat, prioritaskan untuk membeli saham2 yang bagus secara teknikal dan fundamental.

SAHAM IPO YANG SEHAT 

Kedepan saya (dan anda juga pasti sependapat) sangat berharap agar banyak perusahaan dengan kinerja yang benar2 bagus bisa melantai di Bursa, dan bisa mencatatkan jumlah saham beredar yang banyak, sehingga sahamnya jadi likuid. 

Sebagai trader dan investor, semakin banyak perusahaan sehat yang masuk Bursa, semakin bagus juga kualitas pasar saham dan kesempatan kita meraih profit dan mengurangi risiko akan semakin besar. 

Selain menjalankan aktivitas trading saham, kita semua juga turut berdoa yang terbaik agar kualitas pasar saham kita semakin baik dan berjaya. 

Saham IPO = Saham Gorengan

Kalau anda sering mengamati pergerakan saham-saham yang baru saja listing / melantai di Bursa Efek, di hari-hari pertama listing (terutama hari pertama), hampir semua saham yang baru IPO harganya selalu naik drastis. Kenaikan saham2 yang baru IPO bisa sampai diatas 20% pasca listing. 

Dan kenaikan tersebut bisa berlanjut sampai beberapa hari kedepan. Meskipun ada beberapa saham yang hari pertama listing tidak naik tinggi, namun kalau kita perhatikan diatas 90% saham2 yang baru listing, sahamnya akan selalu naik sangat cepat. 

Sehingga, saya banyak menemukan trader yang ingin mencoba trading cepat di saham2 yang hari pertama listing, namun langsung ketinggalan momentum, karena begitu market buka, harganya langsung naik tinggi, sehingga order beli yang dipasang tidak kesampaian. 

Saham IPO
Diatas itu tadi adalah salah satu contoh saham, yaitu saham PT Uni-Charm Indonesia Tbk (UCID) yang saat hari pertama listing harga sahamnya dengan cepat naik 20,33%. Oke, lalu kenapa saham yang baru IPO umumnya selalu naik? Ada beberapa penyebab: 

Pertama, euforia trader. Saham yang baru melantai di Bursa akan membuat trader euforia, terutama kalau pada saat proses IPO saham perusahaan mengalami oversubscribed (kelebihan permintaan), yang artinya saham tersebut memang memiliki banyak peminat, sehingga saat IPO, kemungkinan besar sahamnya bakal meleset tinggi. 

Kedua, rencana permainan bandar. Namun kalau kita perhatikan lebih jeli, harus diakui banyak saham yang baru IPO dan naik kencang, likuiditasnya sangat rendah. 

Bid-offernya hanya ada puluhan saja. Spread bid-offernya juga sangat renggang. Baca juga: Mengenal Spread Bid-Offer di Pasar Saham. Jadi tidak heran kalau banyak trader yang ingin mencoba trading cepat di saham2 IPO, tapi sahamnya justru nggak kebeli, karena sahamnya naik sangat cepat dengan likuiditas yang sangat rendah. 

Dari banyak pola saham IPO yang naik tidak wajar dengan likuiditas rendah ini, kemungkinan besar ada banyak peran bandar yang terlibat di saham2 IPO tersebut. 

Kalau ada saham2 yang baru IPO, anda bisa pelajari pergerakan saham2nya di hari pertama dan beberapa hari setelahnya. Anda pasti akan banyak menemukan sesuatu yang janggal pada fluktuatifnya. 

Saya juga sudah sering membahas pergerakan saham2 IPO disini: Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPO dan Saham IPO: Bagaimana Pergerakan Grafiknya? 

Buat anda pemburu profit cepat di saham, ada baiknya anda menghindari dahulu saham2 yang baru pertama kali melantai di Bursa (saat hari pertama IPO). Hal ini karena pergerakan harga saham di hari pertama biasanya sangat liar dan fluktuatifnya tidak pasti. Jangan terjebak dengan kenaikan sahamnya yang terkesan fantastis. 

Untuk anda yang ingin mentradingkan saham2 IPO, ada baiknya anda menunggu beberapa hari atau 2-3 minggu setelah pergerakan harga sahamnya tidak 'seliar' hari pertama. 

Untuk saham2 yang baru IPO, saya lebih prefer untuk trading cepat, terutama kalau fundamental perusahaannya masih belum jelas. 

Kalau anda menyimpan saham2 yang pergerakannya liar dan fundamentalnya tidak pasti, hal ini akan sangat berisiko untuk anda. 

Saham yang Baru IPO Selalu Naik?

Beberapa waktu lalu saya mendapatkan pertanyaan dari beberapa trader mengenai saham ANDI. Dan di grup FB Saham Gain sempat ada rekan2 yang bertanya juga tentang saham ANDI. Yang jadi persoalan, saham ANDI ini harganya balik ke gocap. Padahal 2-3 bulan sebelumnya, ANDI sempat melakukan stock split. 

Sekarang mari kita ulas bersama fundamental, market cap dan teknikal saham ANDI ini. PT Andri Agro Tbk (ANDI) masuk dalam sub sektor perkebunan, di mana market leader di sektor perkebunan adalah saham AALI dan LSIP. ANDI merupakan perusahaan yang cukup baru di Bursa Efek. 

Namun hanya berselang 1,5 tahun pasca listing di Bursa, saham ANDI terus turun ke harga Rp50 (gocap). Anda bisa perhatikan chart ANDI berikut ini: 

Saham ANDI
Pasca stock split (tanda lingkaran), beberapa bulan setelahnya saham ANDI turun ke level terendah. Banyak trader yang bertanya: Kenapa saham ANDI turun terus?

Di Bursa Efek Indonesia, memang mayoritas saham yang baru listing sahamnya sering 'digoreng' bandar, sehingga tidak heran kita melihat saham2 baru IPO yang pergerakan harganya sangat tidak beraturan. 

Kalau anda sering baca-baca tulisan saya, saya sudah sering mengulas pola2 saham IPO yang tentunya sangat berisiko bagi trader. Anda bisa baca beberapa ulasannya disini: Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPO dan Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT.

Setelah mencermati pergerakan saham ANDI yang turun ke harga gocap (padahal belum lama IPO), ada beberapa penyebab / kemungkinan saham ANDI harganya turun terus ke gocap: 

1. Kapitalisasi pasar / market cap 

Kapitalisasi pasar ANDI sangat kecil hanya Rp467 miliar. Bandingkan dengan kapitalisasi pasar AALI yang mencapai Rp26 triliun atau kapitalisasi pasar LSIP yang mencapai Rp9,7 triliun. Kita bisa lihat perbandingan market cap yang sangat kecil dibandingkan beberapa perusahaan di sektor sejenis. 

Saham yang punya kapitalisasi pasar yang sangat kecil, dapat menunjukkan likuiditas suatu saham. Kapitalisasi pasar yang sangat kecil, pada umumnya sahamnya juga sangat tidak likuid. 

Hal ini bisa tampak dari nilai bid offer saham ANDI yang sangat kecil (antrian bid-offernya kalau anda perhatikan hanya puluhan sampai ratusan), sehingga dengan peminat saham yang sedikit, membuat harga saham menjadi mudah digoreng dan dipermainkan oleh bandar. 

Itulah kenapa saham2 yang market cap nya sangat kecil tapi tidak didukung dengan emiten yang menarik (secara fundamental dan produk), pergerakan harga sahamnya juga tidak beraturan. 

2. Fundamental yang masih jauh dibandingkan market leader / emiten yang kurang menarik 

ANDI merupakan emiten secara brand / nama besar mungkin kurang familiar bagi sebagian besar publik. Secara fundamental (kinerja / laporan keuangan), tidak ada yang spesial pada kinerja ANDI. Pelajari juga: Cara Membaca Laporan Keuangan Saham. 

Dengan fundamental yang 'biasa saja' dan tidak didukung dengan market cap yang menarik, maka saham ANDI kurang menarik untuk ditradingkan. 

Di pasar saham Indonesia, banyak saham IPO yang harganya sering naik drastis tapi tidak didukung fundamental dan alasan yang jelas (mengapa saham tersebut naik). Kita sering menemukan saham2 IPO yang naik terus, tetapi kenaikannya tidak wajar. 

Dan pada saat harga saham sudah naik berbulan-bulan, bandar 'cabut' dari sahamnya, sehingga harga sahamnya tidak bisa naik seperti dulu lagi.. 

Hal ini juga terjadi pada saham ANDI yang harganya terus naik tanpa alasan yang jelas dan likuiditasnya jelek. Sehingga, setelah ANDI melakukan stock split, dan bandar sudah merasa profit, harga sahamnya langsung 'dibanting'.

Oleh karena itu, kalau anda menemukan saham2 IPO yang harganya terus naik tanpa alasan yang jelas, jangan mudah tergiur untuk membeli sahamnya. Tidak sedikit trader yang terjebak di saham2 IPO (seperti ANDI contohnya) karena tertarik dengan kenaikan harga sahamnya yang begitu cepat. Padahal saham2 tersebut punya risiko yang tinggi juga.

Saya yakin ada alasan2 lain kenapa saham ANDI turun terus sampai gocap, karena di pasar saham ada banyak penyebab mengapa harga saham turun. Tapi beberapa alasan inilah yang secara nyata bisa kita lihat dan analisa. 

Kalau sewaktu-waktu anda menemukan saham IPO yang naik terus, ada baiknya anda tidak terburu membeli sahamnya (kecuali untuk anda scalper trader). Analisa dulu kinerja, likuiditasnya dan brand perusahaan tersebut. 

Saham ANDI: Saham ANDI Turun Terus?

Saya beberapa mendapat pertanyaan dari para trader pemula yang ingin trading di saham2 yang baru IPO. Pertanyaan yang saya terima belum lama ini: 

"Pak Heze, kalau saya trading di saham2 IPO apakah bisa untung? Soalnya saya lihat saham IPO geraknya lebih cepat dan banyak yang harganya masih murah".. Dan masih banyak lagi pertanyaan2 tentang saham IPO untuk trading sering saya terima. Antara di WA sebagai berikut: 

Selamat pagi Pak El. Mau tanya kalo nyobain saham IPO PURE ok nggak pak,buat beberapa hari kedepan

Jika anda berpikir untuk trading di saham IPO (terutama trader pemula), anda harus pahami dulu risiko saham IPO. Risiko saham2 IPO adalah: 

1. Pergerakan harganya sangat berbahaya

Saham2 IPO bisa naik puluhan persen dalam hitungan, tapi sebaliknya, bisa turun juga puluhan persen dalam waktu sangat singkat. 

Pergerakan saham pasca IPO juga cenderung susah ditebak, karena mayoritas saham2 IPO zaman now, saham beredanya rata2 sedikit, dan pergerakan naik turunnya harga lebih banyak disetir dan di pom-pom bandar, dengan tingkat likuiditas saham yang sangat rendah. Bahkan banyak saham IPO yang spread-nya nggak beraturan. Baca juga: Mengenal Spread Bid-Offer di Pasar Saham.

2. Belum ada chart / pola yang bisa anda analisa secara detail 

Saham2 yang baru IPO beberapa hari, anda hanya menemukan beberapa candlestick di grafiknya. Sehingga, belum bisa anda gunakan untuk menganalisa support-resisten dan kecenderungan pergerakan harga selanjutnya (apakah cenderung uptrend atau downtrend). 

Saham IPO
Kalau ada saham yang baru IPO, dan cuma ada beberapa candle seperti ini, bagaimana cara anda menganalisanya? Kecuali kalau saham2 lapis tiga sudah melantai / listing di pasar saham cukup lama dan ada pola2 yang terbentuk. Pelajari juga: Cara Trading Cepat 15 Menit - Scalping Trading. 

Anda mungkin bisa mengikuti pergerakan buy sell terbesat alias mengikuti pergerakan banda. Namun bandar juga tidak semudah itu memberikan titik2 harga yang mudah menjadi acuan trader ritel. 

Apalagi pergerakan saham2 IPO yang cenderung sangat cepat, seringkali membuat pemula yang baru melihat pergerakan bandar, harganya sudah keburu naik duluan atau malah sebaliknya. 

3. Mayoritas saham IPO punya pergerakan harga yang jelek

Banyak saham IPO yang setelah naik drastis 2-3 hari, atau 4 hari, harganya tiba2 langsung anjlok puluhan persen dan balik lagi ke harga IPO awalnya. 

Selain itu, banyak sekali saham2 IPO yang harganya turun secara berangsur dan harganya tidak kembali lagi ke harga awal. Hal ini membuat banyak trader ritel yang nekad beli saham IPO dengan harapan untung cepat, akhirnya justru mengalami floating loss yang sangat banyak. 

Kita sudah sering membahas saham2 IPO yang harganya turun drastis dan balik lagi ke harga IPO-nya.. Anda bisa baca2 lagi tulisan saya disini: Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPO Belajar dari Kasus Saham POSA, Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO. 

Jadi kesimpulannya, jawaban saya: Tidak masalah kalau anda mau membeli saham IPO. Tetapi kalau anda masih pemula atau anda yang baru mencoba saham IPO, saya sarankan anda menggunakan modal sekecil mungkin, atau anda bisa trading beberapa lot dulu untuk testing. 

Plus jangan lupa untuk lebih disiplin dalam trading. Tetapkan batas take profit dan disiplinlah dalam melakukan cut loss. Karena seperti alasan2 yang saya sebutkan diatas tadi, saham2 yang baru IPO sangatlah berbahaya untuk trader, khususnya trader pemula yang masih belum pengalaman dalam melakukan analisa2 saham. 

Buat anda yang masih belum yakin trading di saham IPO. Ada baiknya anda memilih saham2 likuid yang lain. Toh, masih banyak kok saham likuid di Bursa Efek 

Anda bisa pelajari cara-cara memilih saham yang benar dan bagus untuk pemula - expert disini: Panduan Screening Saham Pemula - Expert.  

Jika anda ingin mencoba saham IPO hanya karena anda ingin untung cepat, tergiur dengan kenaikan saham IPO yang bisa naik 20%-an dalam sehari, anda harus mempertimbangkan kembali keputusan anda, karena keinginan untuk dapat untung instan di saham IPO akan menambah risiko kerugian anda. 

Setelah baca pos ini, diharapkan anda bisa menimbang-nimbang keputusan anda untuk trading di saham IPO berdasarkan analisa dan rasionalitas. 

Saham IPO untuk Trading

Teman-teman yang ingin mencari daftar perusahaan2 / saham IPO, baik saham2 yang baru IPO maupun saham2 yang sudah beberapa tahun listing di pasar saham, anda bisa mencari informasinya melalui situs www.idx.co.id. 

Untuk anda yang ingin mencari daftar saham2 IPO untuk anda analisa fundamentalnya, anda bisa mencari di situs IDX. Berikut langkah cara mencari daftar saham IPO: 

1. Buka situs www.idx.co.id --> Perusahaan Tercatat --> Aktivitas Pencatatan


2. Kemudian muncul tampilan sebagai berikut:


Untuk mencari daftar saham IPO, pilih New Listing dan pilih tahun yang anda cari. Di situs IDX, menampilkan maksimal 4 tahun untuk daftar saham2 IPO. Kalau anda mau mencari daftar saham IPO yang listing terbaru, maka pilihlah tahun terbaru. Setelah itu klik 'Cari'.

3. Lalu anda akan melihat daftar saham2 IPO yang anda cari

Daftar saham IPO
Setiap saham yang baru listing di pasar saham, situs IDX akan meng-updatenya dengan data2 emiten terbaru. Termasuk kode saham dan nama perusahaan serta tanggal pencatatannya. Dan anda bisa mencari saham2 IPO ini mulai dari yang terbaru sampai 4 tahun kebelakang (di situs IDX). 

Jadi kalau anda mencari saham2 IPO yang baru listing, anda bisa mencari di situs IDX tersebut. Langkah2-nya seperti diatas. Semoga bermanfaat untuk anda...

Cara Mencari Daftar Saham IPO

Di web Saham Gain ini, saya sudah beberapa kali membahas tentang saham2 IPO yang pergerakan harganya cenderung bergerak tidak wajar. Yups, mayoritas saham2 IPO di pasar saham kita merupakan saham-saham gorengan. 

Anda bisa baca kembali beberapa contoh saham IPO yang pernah saya bahas disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT dan Studi Kasus: Saham Gorengan dan Saham IPO. 

Di pos ini kita akan bahas saham FILM. Seperti saham IPO pada umumnya, anda bisa lihat grafik saham FILM saat awal IPO, harganya melonjak secara drastis, tidak wajar. 

Grafik saham FILM
Dari harga 400-an saat awal IPO, FILM kemudian melonjak sampai ke harga 1.600 hanya dalam 2 minggu trading bursa, namun dengan likuiditas yang sangat rendah. Setelah harganya naik 4 kali lipat dalam 2 minggu, FILM kemudian mulai bergerak turun drastis. 

Dan setelah itu FILM bergerak sideways dengan volume yang tidak stabil (anda bisa lihat volume dibawah grafik, terkadang muncul dan terkadang sangat tipis). Kemudian dalam 2 minggu terakhir, FILM yang sideways di harga 1.000 turun terus hingga balik ke harga IPO (tanda persegi) di sekitar 400-an.

Saham seperti ini memang bisa diangkat oleh bandar sewaktu-waktu, namun kita tahu apakah kenaikannya bisa membentuk tren yang bagus (uptrend) atau hanya digoreng sesaat. 

Sebagai seorang trader saham, jangan pernah tergiur untuk membeli saham-saham IPO hanya karena naiknya sangat cepat pasca IPO (kecuali anda seorang spekulan). Baca juga: Trader Saham vs Spekulan.  

Seperti saham2 IPO lainnya yang sudah pernah kita bahas (saham SWAT, saham POSA), mayoritas saham2 IPO saat ini memang punya pergerakan harga yang kurang baik dan risikonya tinggi.

Kalau anda terlambat membeli saham2 IPO di harga yang sudah terlanjur tinggi, maka floating loss anda bisa sangat besar, dan satu-satunya cara agar saham anda bisa balik lagi, yaitu berharap agar bandar menaikkan lagi sahamnya. Maka dari itu, penting bagi anda yang membeli saham2 seperti ini untuk jauh lebih disiplin dalam cut loss. 

Namun dari banyak saham2 IPO yang sering menjebak trader, banyak saham yang sudah naik tinggi, kemudian harganya nggak balik naik lagi ke harga titik puncaknya. Saham FILM contohnya, yang harganya langsung diturunkan lagi ke harga IPO-nya.  

Jadi pesan saya, jangan pernah gambling di saham2 IPO. Kita sudah melihat tren pergerakan saham FILM yang cukup mengerikan, harganya bisa jatuh dengan cepat dan kembali ke harga pasca IPO. 

Hal ini sudah sering terjadi di pasar saham kita. Anda boleh saja membeli saham2 IPO, namun anda harus perhatikan dan analisa 2 hal. 

Pertama, anda harus cross check fundamentalnya sebelum membeli. Anda bisa melihat saham2 IPO melalui prospektusnya. Baca juga: Cara Mencari Prospektus. Saat ini banyak saham IPO yang bisa listing di Bursa walaupun laporan keuangannya minus alias rugi. Inilah yang berbahaya. 

Saham2 seperti ini sangat berpotensi menjebak anda ketika nantinya sudah listing di pasar saham. Saham POSA adalah salah satu contoh saham yang prospektusnya jelek (mengalami rugi). Anda bisa lihat pergerakan saham POSA saat listing di Bursa. 

Anda harus cek juga lini bisnisnya. Kalau lini bisnis perusahaan tersebut tidak banyak dikenal masyarakat, atau emitennya tidak terlalu ternama, maka anda harus lihat dulu kinerjanya beberapa kuartal (dari laporan keuangan) setelah listing di Bursa. 

Kedua, perhatikan juga likuiditas transaksinya. Anda bisa perhatikan hari pertama, kedua saat sahamnya listing di pasar saham. 

Kalau sahamnya sudah naik secara tidak wajar (naik puluhan persen), namun volume sangat kecil, dan bid-offernya cuma puluhan, maka saham2 tersebut adalah saham2 gorengan. Baca juga: Kenali Saham Gorengan di Indonesia. 

Harus diakui mayoritas perusahaan2 yang IPO memiliki banyak kepentingan, sehingga kita bisa lihat sendiri (saham FILM ini contohnya) saham2 IPO punya pergerakan yang tidak wajar setelah listing, banyak digoreng bandar. Jadi, selalu lakukan analisa saham-saham IPO yang lebih mendalam sebelum anda membeli. 

Studi Kasus Saham Gorengan: Balik Harga IPO

Program Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menarik minat-minat perusahaan2 di Indonesia supaya melakukan go public cukup berhasil. Setiap tahun, jumlah saham IPO terus bertambah. 

Tetapi hal ini justru menimbulkan "masalah baru" untuk para trader dan investor saham. Hal ini karena mayoritas saham IPO memiliki pergerakan saham yang tidak terlalu baik. Di mana banyak sekali saham2 IPO yang tidak likuid, saham beredarnya sedikit, laporan keuangan di prospektusnya rugi, sahamnya sangat mudah untuk digoreng. 

Anda yang sudah punya pengalaman trading, anda pasti tahu sendiri bagaimana saham2 yang baru listing di Bursa bisa naik dan anjlok 25% hanya dalam hitungan menit. 

Di pos ini, saya memberikan contoh2 pergerakan teknikal saham pasca IPO, kira 2-3 minggu setelah IPO. Kita akan melihat dan menganalisa pergerakan saham2 IPO ini. Oke kita langsung saja.   


Saham ARKA
Perhatikan pergerakan saham ARKA setelah IPO. Tiga hari pertama (tanda persegi) harga sahamnya dengan cepat naik dari 400 ke 800-an, padahal nyaris nggak ada volume transaksi sama sekali. Beberapa hari kemudian ARKA terus digoreng sampai 1.300-an, dan saat ini ARKA harganya flat di 1.200-an, namun selama masa2 itu, volume ARKA sangat tipis.

Sehingga, kemungkinan besar anda yang ingin membeli saham2 seperti ini, anda hanya bisa dapat lot dalam jumlah yang sangat sedikit atau anda tidak bisa membeli sahamnya (karena saham2 seperti ini langsung naik beberapa menit dengan cepat, sehingga trader belum sempat pasang harga, saham sudah naik duluan). 

Saham EAST

Saham EAST di harga pertama (tanda panah candle pertama) harganya naik dari drastis, di mana harga terendah 140 dan EAST dinaikkan sampai harga 220. Namun keesokan hari, saham EAST langsung 'dijatuhkan' ke harga 135. 

Dan selama beberapa minggu pasca IPO, saham EAS hanya bergerak flat / sideways di kisaran harga 140-150 dengan volume transaksi yang sangat kecil. 

Saham FUJI
Saham FUJI, di hari pertama listing masih berada di kisaran harga 180. Namun hari kedua saham FUJI sempat dinaikkan langsung ke 240, dan dalam waktu yang hampir bersamaan, FUJI dijatuhkan lagi ke harga 150-an. 

Sampai saat ini, beberapa minggu pasca IPO, FUJI hanya sideways di kisaran harga 140, dengan volume transaksi yang sangat kecil. 

Saham HDIT
Anda bisa perhatikan pola IPO saham HDIT yang kurang lebih sama dengan pola2 saham IPO lainnya. Di hari pertama, HDIT diangkat tinggi dari harga 800 sampai 980, namun setelah itu di hari2 berikutnya sahamnya anjlok, cenderung bergerak sideways di kisaran 810 dengan volume transaksi yang kecil. 

Saham SMKL
Saham SMKL di harga pertama IPO (tanda panah) memiliki pergerakan kenaikan yang sangat cepat, di mana SMKL bergerak dari harga 258 sampai ke harga 328. Namun keesokan hari, SMKL dijatuhkan ke harga 276, dan setelah itu SMKL cenderung sideways di harga 250 sampai beberapa minggu dengan volume transaksi yang kecil. 

Itu adalah beberapa contoh dari sekian banyak saham IPO yang listing di pasar saham. Kita bisa lihat ada banyak kesamaan pola pada saham2 yang baru IPO: 

- Hari2 awal harganya mudah naik dengan cepat (puluhan persen) 
- Kenaikan saham tidak bertahan lama
- Mayoritas saham IPO akhirnya  berakhir dengan penurunan saham yang tajam
- Banyak saham2 IPO yang harganya tidak diangkat lagi
- Volume transaksi rata2 sangat kecil / sedikit 

Dari sini kita bisa menyimpulkan juga bahwa mayoritas saham2 IPO zaman sekarang banyak diisi oleh 'kepentingan2' internal perusahaan dan bandar (yang sebenarnya bandar itu juga pihak ketiga dari perusahaan itu sendiri). 

Sehingga, saham2 IPO ini sangat rawan dan menjebak trader2 ritel. Di web Saham Gain ini, kita juga sudah pernah membahas bagaimana saham2 IPO menjebak para trader ritel seperti saham SWAT dan POSA. Anda bisa baca2 lagi tulisan saya disini: Studi Kasus: Saham Gorengan & Saham IPO dan Belajar dari Saham POSA.

Pesan saya untuk para trader saham, khususnya para trader pemula dan anda para trader yang suka mengincar untung cepat di saham (trading cepat), hindarilah saham2 IPO ini. Kalau anda ingin trading harian, lakukan strategi trading harian yang risikonya kecil. Anda bisa pelajari strategi2nya disini: Ebook Intraday & One Day Trading Saham. 

Kalau anda ingin mencoba trading di saham2 IPO, tradinglah dengan modal sekecil mungkin, dan anda harus sangat disiplin membatasi kerugian anda. 

Karena kita sudah tahu risiko saham2 IPO ini, terutama melalui pergerakan teknikalnya, ada baiknya anda selalu mengutamakan untuk memilih saham2 yang risiko lebih kecil dan likuiditasnya baik. 

Saham IPO: Bagaimana Pergerakan Grafiknya?