Halaman

    Social Items

Visit Namina Blog
Tampilkan postingan dengan label Bandarmologi Saham. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bandarmologi Saham. Tampilkan semua postingan
Beberapa waktu lalu saya pernah dapat pertanyaan dari seorang rekan trader. Dan menurut saya, pertanyaannya cukup bagus. Berikut pertanyaannya: 

"Pak Heze, menurut saya grafik dan pola yang terbentuk di suatu saham itu sebenarnya sengaja dibuat oleh bandar, supaya bandar bisa menentukan titik-titik akumulasi dan distribusi saham. Bagaimana menurut pandangan Pak Heze?"

Saya setuju. Mengapa? Karena memang tidak bisa dipungkiri bahwa semua saham itu ada bandarnya. Se-likuid apapun suatu saham, pasti ada 'pemain besar' alias bandar yang terlibat di dalamnya. 

Apalagi kalau anda perhatikan saham2 yang tiba2 bisa naik 20%, lalu 30 menit kemudian turun lagi 20%, maka sangat jelas saham tersebut dipermainkan oleh tangan-tangan bandar.   

Tapi perlu anda ingat juga bahwa setiap bandar memiliki kemampuan yang berbeda untuk menggerakan dan 'mengendalikan' suatu saham. Semakin likuid suatu saham, maka kemampuan bandar untuk menggerakkan saham semakin kecil. 

Sebaliknya, buat saham2 yang likuiditasnya kecil, jumlah saham beredarnya sedikit, bid-offer dan volumenya tipis, maka saham2 tersebut akan jauh lebih mudah untuk digoreng oleh bandar. 

Grafik saham, benarkah dibentuk oleh bandar?
Hal ini karena pada saham2 yang likuiditasnya sangat tinggi, meksipun bandar punya kemampuan menaik-turunkan saham, namun kemampuan bandar pasti jauh lebih terbatas untuk menggoreng dan mengatur saham, karena akan ada banyak 'perlawanan' dari trader ritel.

Namun kalau pada saham2 yang harganya sudah murah sekali, tidak likuid, volume tipis, bandar akan jauh lebih mudah menaik-turunkan saham. Kalau tidak percaya, anda bisa bandingkan saham2 blue chip vs saham gorengan. 

Saham2 blue chip tidak ada yang naik-turun 20% sehari. Sebaliknya, saham2 gorengan bisa dengan mudah naik-turun 20% lebih cuma dalam hitungan menit. 

Yap, tapi meskipun begitu, semua saham tetap ada bandarnya, dan REAKSI BANDAR terhadap suatu saham bisa berbeda-beda. Apa maksudnya reaksi bandar?


Perhatikan bahwa umumnya pada saham2 yang likuid, kalau bandar sudah menurunkan harga sampai titik tertentu yang wajar (karena kemampuan bandar menurunkan harga juga lebih terbatas pada saham likuid), maka bandar akan melakukan akumulasi lagi. 

Didukung dengan trader ritel yang cukup banyak yang ikutan akumulasi, akhirnya saham kembali rebound / naik. Baca juga: Full Praktik Menemukan Saham Diskon & Murah. 

Tetapi untuk beberapa saham lapis tiga, bisa jadi setelah bandar berhasil menurunkan saham sampai sepuasnya sampai ke titik tertentu, bandar kemudian 'meninggalkan' sahamnya, sehingga saham sideways terus di harga bawah. Baca juga: Ciri-ciri Saham yang Ditinggal Bandar.  

Jangan heran kalau anda sering melihat yang bentuknya 'aneh'. Misalnya, ada saham tertentu yang pola sebelumnya terlihat uptrend, ada beberapa titik support-resisten terbentuk. 

Tapi satu-dua bulan kemudian, harganya sudah turun, volume tiba2 hilang dan kemudian harganya nggak pernah naik lagi. Itu berarti pergerakan saham di time frame historis sebelumnya, sengaja dibentuk oleh bandar untuk akumulasi-distribusi, dan untuk menjebak trader ritel. 

Nah karena anda dan saya sekarang sudah tahu bahwa grafik saham itu terbentuk karena ada peran bandar, dan semakin jelek kualitas saham, maka bentuk grafik akan semakin nggak beraturan, dan semakin sulit dianalisa dengan layak. 

Maka di dalam trading saham, ANALISIS TEKNIKAL adalah analisis utama yang harus anda gunakan untuk membaca saham naik, membaca saham yang akan koreksi, maupun menentukan titik-titik harga krusial. Baca juga: Analisis Teknikal untuk Profit Maksimal. 

Namun tentunya untuk mencari titik-titik support-resisten ini, anda harus mencarinya di saham2 yang bagus dan mudah dibaca dengan analisa teknikal. 

Karena seperti yang saya tuliskan tadi, semakin bagus saham, kemampuan bandar menggoreng dan mempermainkan saham semakin kecil, sehingga anda akan lebih mudah membaca titik-titik yang menjadi acuan akumulasi-distribusi bandar melalui harga historisnya. 

Itulah mengapa sampai saat ini analisa teknikal tetap digunakan, relevan dan bisa digunakan dengan lebih akurat untuk membaca kecenderungan saham, karena dengan mempelajari analisis teknikal, anda bisa mendapatkan banyak hal. 

Anda bisa membaca titik2 support-resisten krusial, support-resisten kuat, mempelajari psikologis dan kecenderungan market dari pola-pola grafik yang terbentuk, bahkan untuk membaca bandarmologi sekalipun, sehingga disitulah anda bisa menentukan entry trading yang bisa anda lakukan.  

Jadi saran saya untuk anda, kalau anda mau mahir dalam trading, jangan pernah melupakan analisa teknikal. 

Anda boleh melakukan kombinasi analisa teknikal dengan analisa / pergerakan bandarmologi, membaca running trade dan lain2. Tetapi pada saat anda pertama kali menganalisis saham, anda harus memulai dengan menganalisis kecenderungan dan sinyal dalam grafik saham tersebut. 

Benarkah Grafik Saham Dibentuk oleh Bandar?

Bandarmologi adalah salah satu analisis tambahan yang bisa anda gunakan ketika anda sedang mengamati pergerakan saham2 tertentu. Ada banyak cara untuk mendeteksi bandarmologi, salah satunya (cara manual) bisa anda deteksi menggunakan analisis buyer dan seller terbesar (top buyer and seller). 

Karena bandar yang menggerakkan saham adalah sekumpulan orang yang memiliki modal besar, maka anda bisa melihat seberapa besar kekuatan buyer seller "para pemain" besar ini. Caranya? 

Sebelum saya masuk lebih lanjut, anda harus mengetahui cara melihat net buy net sell sekuritas melalui net stock summary-nya. Untuk melihat buyer seller terbesar-terkecil sekuritas, anda bisa baca-baca lagi pos saya disini: Analisis Saham Berdasarkan Net Buy dan Net Sell.

Pada kasus saham2 yang turun drastis, dan jual sebaliknya (saham2 yang naik drastis) dan anda ingin membeli sahamnya, ada kalanya anda perlu melihat bandar-bandar siapa saja yang melakukan aksi jual (atau beli) besar-besaran selama saham berada dalam tren tersebut. 

Sebagai contoh saya berikan saham yang berada dalam masa bearish. Perhatikan grafik saham JPFA dibawah ini:  

Analisa teknikal saham JPFA
Saham JPFA ini terlihat turun sangat cepat hanya dalam 5 hari, turun dari 3.000 ke 2.280. Kalau anda ingin memutuskan apakah saham ini kira2 masih dijual terus atau tidak, anda bisa lihat bandar2 (sekuritas) siapa saja yang melakukan akumulasi dan distribusi selama beberapa hari tersebut. Berikut adalah aksi jual besar-besaran yang dilakukan oleh sekuritas- sekuritas:

Tabel Net Sell JPFA
Bisa anda lihat diatas, ternyata penjual saham JPFA yang paling besar adalah dari sekuritas DB, MS dan YP. Tentang kode2 sekuritas anda bisa tanya Mbah Google. 

DB melakukan penjualan JPFA sebanyak 12,4 juta lot, dan DB ini sama sekali tidak melakukan akumulasi beli (anda bisa lihat tidak ada buy lot sekuritas DB). Ini artinya, masih terjadi tekanan jual yang cukup besar di saham JPFA. 

Penjualan DB ini bertambah terus, di mana pada menit2 sebelumnya DB menjual 4 juta lot, dan terus bertambah hingga 12,4 juta lot. 

Pada sehari sebelumnya, sekuritas CC dan DB menjadi penjual terbesar, di mana CC menjual JPFA sampai 13 juta lot lebih (tapi sayangnya belum sempat crop net buy-sellnya). Nah, kemudian keesokan hari, CC tampak sudah kehabisan saham, karena CC tidak lagi menjual lot sebanyak hari sebelumnya. 

Anda bisa lihat lagi tabel net sell diatas. Di mana CC walaupun masih melakukan jual saham yang besar, tetapi penjualan saham CC sudah tidak segencar sebelumnya, dan CC sudah mulai melakukan akumulasi beli (Pada tabel diatas, CC membeli 2,7 juta lot). 

Sekuritas MS juga masih menjual JPFA dalam jumlah besar yaitu 7 juta lot lebih, dan hanya melakukan sedikit akumulasi. Sedangkan YP juga menjual JPFA sebanyak 5 juta lot lebih, walaupun YP melakukan akumulasi yang besar. 

Di satu sisi, belum ada aksi akumulasi beli yang signifikan. Anda bisa lihat tabel net buy JPFA dibawah ini: 


Pada tabel net buy diatas, hanya YP yang melakukan akmulasi beli hingga 9 juta lot. Tapi itupun YP juga distribusi sebanyak 5 juta lot lebih. 

KESIMPULAN BANDARMOLOGI: Dari analisa buyer seller ini, bisa disimpulkan bahwa masih terjadi aksi jual yang besar. Di mana sekuritas2 utama yang masih punya 'banyak barang' di JPFA adalah DB dan MS (sebelum ada CC sebagai seller terbesar). Sedangkan, aksi akumulasi beli juga belum terlihat dominan.

Jadi menurut analisa buyer-seller ini, JPFA masih ada kemungkinan turun atau sideways sebelum naik, karena kabar baiknya sekuritas CC yang merupakan top seller yang menjual dalam jumlah sangat besar, sudah mulai kehabisan barang (jadi kemungkinan besar sahamnya sudah nggak akan turun terlalu banyak). 

Tetapi DB dan MS masih terus mengguyur jual saham JPFA tersebut. Di mana DB terutama, aksi jualnya nggak main2 karena sampai 12 juta lot lebih, dan DB nggak melakukan akumulasi sama sekali. 

Nah, kalau mengacu pada analisa bandarmologi buyer seller, maka anda saya sarankan membeli saham apabila, sekuritas2 yang punya lot banyak dan rutin mengguyur saham ini, tekanannya sudah mulai berkurang. Caranya lihat?

Anda harus pantau REAL TIME net buy dan net sellnya, karena dari sini bisa anda lihat kecepatan dan besarnya sekuritas dalam menjual saham. Kalau ternyata hari kemarin dan hari ini sekuritas yang sama masih menjual dalam jumlah besar, maka bisa jadi sahamnya masih belum akan naik. 

Tetapi kalau guyuran jual sudah mulai berkurang, plus sudah mulai terjadi akumulasi beli dengan frekuensi yang lebih banyak dari sekuritas2 lain, maka hal ini bisa jadi pertanda bahwa saham tidak akan koreksi lebih dalam lagi. 

Namun masalahnya, kita semua juga tidak tahu kapan akan dinaikkan lagi. Apakah naiknya beberapa menit kemudian? Apakah besok? Bisa saja terjadi. 

Tapi biasanya kalau sekuritas yang rajin melakukan distribusi besar2an mulai berkurang volume jualnya (net sell), saham tersebut tidak butuh waktu lama untuk naik lagi.

Jika sekuritas2 tersebut sudah tidak melakukan aksi jual sebesar sebelumnya, atau bahkan sudah mulai melakukan akumulasi2, maka bisa jadi "barang"-nya (saham) sudah habis alias jenuh jual, sehingga saham akan lebih mudah naik kalau ada banyak pihak ritel, lokal maupun asing yang beli. 

Karena kalau yang jualan barangnya sudah habis, tidak akan ada banyak perlawanan jual besar2an ketika para buyer mulai masuk di saham dengan harga yang murah. Sudah paham sampai disini?  

Kalau anda sudah melihat tanda2 top seller yang berkurang, dan mulai ada sekuritas (top buyer) yang beli dalam jumlah lebih banyak, anda bisa mulai ikutan buy. Mungkin nggak harus beli semua modal anda, tapi anda bisa beli bertahap. 

Kelemahan analisa bandarmologi buyer seller ini, anda memang harus sering2 pantau market (real time) buat melihat analisa dan kecepatan bandarmologi dalam akumulasi dan distribusi, terutama pantaulah buyer seller terbesarnya. 

So, anda yang tidak punya banyak waktu untuk berada di depan layar trading, anda nggak perlu repot2 lakukan analisa ini, karena sekali lagi, bandarmologi ini adalah analisis tambahan alias analisa pelengkap. 

Jangan pernah abaikan analisa teknikal sebagai analisa utama dalam trading, meskipun anda melakukan analisa buy sell tersebut. Baca juga: Belajar Analisis Teknikal atau Bandarmologi? 

Kalau anda melihat adanya gerak-gerik bandar yang menjual saham besar2an, atau sebaliknya mulai akumulasi saham dalam jumlah banyak, anda harus cek grafiknya. Cek analisa teknikalnya juga. Dan cek titik2 support resisten pentingnya.     

Mendeteksi Bandar Saham dari Buyer-Seller

Saham BUMI adalah saham yang selalu menjadi saham fenomenal di Bursa Efek. Sudah berkali-kali BUMI selalu menjadi saham yang dikoleksi, digembar-gemborkan ketika harga saham BUMI tiba2 bergerak naik drastis. Sehingga, di kalangan trader BUMI ini disebut sebagai saham sejuta umat.

Sebenarnya BUMI sendiri pernah masuk dalam jajaran saham blue chip tahun 2008. Namun karena kinerja fundamental BUMI yang anjlok, kondisi ekonomi yang sedang lesu, dan harga batu bara turun, membuat BUMI akhirnya sempat menjadi saham tidur cukup lama. 

Tetapi saat BUMI mulai bergerak, ada banyak rumor positif tentang saham BUMI, BUMI mulai kembali bergerak, mayoritas trader mulai ikut memborong saham BUMI ini. 


Perhatikan grafik BUMI diatas. Ini adalah masa-masa di mana BUMI mengalami titik 'puncaknya' tapi kemudian BUMI kembali longsor. Pada saat BUMI mulai bergerak naik dari Rp50 (tanda persegi), para trader mulai optimis, sebagian besar  trader ritel melakukan akumulasi. 

Pada waktu itu, mulai banyak trader yang memamerkan profitnya dari saham BUMI, muncullah analis-analisa dadakan, dan rumor2 yang mengatakan fundamental BUMI akan membaik dalam jangka panjang (entah apa dasarnya, padahal BUMI ini naik hanya karena isu-isu sesaat dan sewaktu2 bisa balik lagi ke harga gocap seperti ELTY dan kawan2). 

Rasa optimis terhadap BUMI ini semakin berapi-api setelah BUMI berhasil break dari resisten psikologisnya 500 (saat itu di 520). Prediksi-prediksi tentang harga wajar saham BUMI mulai banyak saya dengar. Ada yang mengatakan harga wajar BUMI 1.000. 

Ada yang mengatakan BUMI akan dinaikkan sampai 900. Ada yang mengatakan BUMI bagus untuk investasi jangka panjang dan analisa-analisa positif lain tentang BUMI bermunculan terus.

Para trader yang belum membeli sahamnya akhirnya nggak mau ketinggalan. Banyak sekali trader yang masuk di saat BUMI sudah naik ke 490-520 ini. Hasilnya sudah bisa kita tebak.

Begitu BUMI menyentuh 520, BUMI bukannya naik ke 900 atau ke 1.000 seperti yang diprediksi trader dan analis-analis dadakan sebelumnya, melainkan BUMI turun teratur sampai ke harga 180. Sampai sekarang, seolah tidak ada kabar lagi dengan saham BUMI ini.

Saya juga pernah bahas pelajaran teknikal BUMI, terutama tentang psikologis bandar disini: Analisa Saham BUMI : Permainan Psikologis Saham BUMI. 

Nah pada saat BUMI mulai turun ke 300-an itu, saya dapat pertanyaan2 dari trader yang menanyakan bagaimana prospek BUMI, apakah BUMI akan balik ke 500, apakah BUMI masih turun lagi dan banyak pertanyaan lainnya. 

Saya ingat betul kejadian saham BUMI ini, dan ini adalah kesekian kalinya banyak trader yang nyangkut di saham hanya karena trader mendengar rumor, mendengar kata analis, kata trader lain tanpa melakukan analisa dan riset terlebih dahulu.

Padahal di laporan keuangan BUMI saat itu, sama sekali tidak ada tanda2 bahwa fundamentalnya bakalan cemerlang dalam waktu dekat. Saham BUMI kemudian mengingatkan saya pada saham BEKS yang pada waktu itu sangat ramai, serta diburu para trader karena rumor fundamentalnya yang membaik. 

Pada waktu itu, di pos ini: Analisis Jangka Panjang Saham BEKS, saya juga sudah menuliskan analisa fundamental BEKS sekaligus memberikan warning untuk para trader maupun investor agar tidak terjebak dengan rumor2 yang beredar ini. 

Kembali lagi, pada grafik BUMI diatas bahkan selama beberapa tahun, BUMI nyaris balik lagi ke gocap, ke harga 80-100... Walaupun akhirnya BUMI berhasil naik sampai 180. Tapi tetap saja BUMI masih jauuuh dari harga awalnya. 

Meskipun sewaktu-waktu BUMI bisa naik lagi, tetapi dari historis2 yang ada, kita semua hendaknya mengambil pelajaran berharga... 

Di saat BUMI naik ke 500, saya bahkan ditanya oleh rekan2 trader: Kenapa nggak ikutan beli sahamnya? BUMI bakalan naik lagi tuh, sayang sekali Bung Heze kalau nggak ikutan di saham sejuta umat ini.. 

Karena saya tidak menemukan alasan yang lebih rasional kenapa BUMI ini naik begitu banyak, selain rumor2 dan overrated-nya saham BUMI ini tadi, maka saya nggak ikutan. Saya hanya trading jangka pendek di BUMI saat BUMI baru saja memulai tren naiknya. Tapi setelah itu.. Well, saya sudah cari saham2 lainnya. 

Itulah kenapa anda perlu memiliki analisa sebelum beli saham. Jangan beli saham hanya karena anda tidak mau terlihat konyol di saat saham tersebut booming, dan anda nggak pegang sahamnya. Saya pernah tuliskan hal itu disini: Saham IPO yang Menjebak Trader: Studi Kasus Saham SWAT.

Apakah anda yang pernah beli saham BUMI, anda untung ataukah malah tambah buntung? Apakah sekarang justru saham anda nyangkut? Well, itu bukanlah masalah besar selama anda masih ada modal untuk trading. 

Anggap saja ini adalah biaya belajar saham, supaya kedepan para trader saham tidak mengulangi hal yang sama. Dan inilah tujuan saya menulis pos ini, agar bisa menjadi pembelajaran untuk anda dan juga saya. 

Saham BUMI ini hendaknya bisa menjadi pelajaran bagi kita bersama, terutama para trader dan juga investor. Karena hal-hal seperti ini, bukan hanya terjadi di saham BUMI saja. Di pasar saham pasti akan anda temui kasus yang mirip2 dengan BUMI ini, yaitu.... 

Saham yang booming yang karena rumor, isu yang digoreng buat meningkatkan optimisme anda dan saya trader ritel.. Di saat itu mulai muncul para pakar2 dadakan yang memberikan prediksi yang baik2 tentang saham tersebut. 

Di saat saham sudah naik tinggi, dan optimisme trader ritel terus berlanjut, disitulah bandar mulai menjual sahamnya besar2an. Sehingga trader yang sudah membeli, tidak bisa menjual untung. 

Masalahnya, anda tidak tahu kapan suatu saham akan dijatuhkan oleh bandar dalam jumlah besar. Apalagi kalau anda sudah terlanjur optimis, maka anda bisa berpotensi menjadi trader yang greed dan mulai lupa logika. 

Dari saham BUMI ini, mari kita sebagai trader maupun investor belajar untuk lebih menggunakan analisa dan riset sebelum membeli saham... Jangan sampai trader terjebak dan mengulang kesalahan yang sama.

Saham BUMI: Anda Untung atau Buntung?

Bandarmologi di dunia saham sudah tidak asing lagi. Banyak trader yang ingin mempelajari dan trading menggunakan keputusan analisa bandamologi. Baca juga: Belajar Bandarmologi atau Analisis Teknikal? 

Kalau anda ingin mendeteksi bandarmologi, anda sebenarnya bisa melihat dan mempelajari pergerakan saham2 yang biasa digoreng oleh bandar. Nah, di pos ini saya akan memberikan contoh saham SIDO yang digoreng bandar. Perhatikan grafik SIDO dibawah ini. 

Belajar Bandarmologi - Saham SIDO
SIDO tampak membentuk tren naik yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa ada aksi akumulasi SIDO. Tapi setelah itu SIDO kemudian membentuk tren sideways di harga 800-850. SIDO tidak mengalami kenaikan yang lebih tinggi. Sekarang coba perhatikan lagi grafik SIDO dalam range yang lebih pendek. 

Bandarmologi Saham SIDO
Bandar awalnya melakukan penjualan SIDO secara bertahap, sehingga tampak pada chart (tanda lingkaran), bahwa SIDO mengalami penurunan harga saham secara berangsur tapi pasti. Namun di hari berikutnya, tepatnya di jam penutupan bursa (closing), tiba-tiba saham SIDO langsung dijual secara masif oleh bandar (tanda panah). 

Awalnya SIDO masih berada di rentang harga 815-820. Namun pada saat closing, harga saham SIDO tiba2 langsung anjlok 7% lebih hanya dalam hitungan menit, dan SIDO ditutup di harga 750. 

Tetapi di chart bisa anda lihat bahwa keesokan hari setelah saham SIDO turun begitu banyak, SIDO kembali rebound normal, dan SIDO kembali bergerak di rentang 815-820. 

Nah, jatuhnya saham SIDO sebesar 7% dalam sehari ini adalah 'permainan bandar', di mana bandar memang sengaja menjual saham dalam jumlah besar, karena bandar menilai saham SIDO sudah mahal (hal ini terlihat dari chart sebelumnya di mana SIDO hanya bisa sideways di harga resistennya). 

Apa tujuannya bandar membuang barang dalam sehari, dalam jumlah yang sangat besar? Sudah jelas tujuannya supaya bandar bisa membeli lagi saham SIDO di harga bottom, karena bisa anda lihat bahwa keesokan hari saham SIDO sudah diakumulasi lagi, sehingga harganya kembali bergerak naik. 

Ini adalah salah satu strategi bandar supaya bisa dapat saham di harga murah: Ketika harga saham sudah naik tinggi, bandar akan membuang barang dalam jumlah yang sangat masif. Hal ini bisa terjadi dalam sehari atau lebih dari sehari. Nah, ketika saham sudah benar2 jatuh, bandar akan beli lagi sahamnya, karena saham tersebut sudah murah atau sudah mencapai titik supportnya. 

Kalau anda menemukan saham2 yang tiba2 turun drastis dalam sehari seperti saham SIDO ini (terutama menjelang penutupan), apalagi jika anda sebenarnya sudah dapat sahamnya di harga bagus, anda tidak perlu panic selling.  

Karena dalam banyak kasus, saham-saham yang anjlok banyak dalam sehari, harga saham besoknya sudah kembali normal (Dengan catatan sahamnya adaah saham yang masih likuid, bukan saham-saham lapis tiga yang pergerakannya sangat tidak jelas). 

Dan menurut penulis pribadi, SIDO ini memang kadang2 digoreng, tapi SIDO bukan masuk dalam kriteria saham2 lapis tiga macam KPAS, AKPI dan saham2 lapis tiga yang teknikal dan fundamentalnya tidak layak untuk dibeli. 

Karena sebenarnya semua saham itu ada bandarnya. Hanya bedanya terletak pada kekuatan bandar untuk menggoreng suatu saham. Semakin likuid dan jumlah saham beredar semakin banyak, kemampuan bandar untuk menaik-turunkan harga sesuka hati akan semakin kecil.

"Terus gimana strategi trading di saham2 seperti ini Pak Heze?" Tanya anda

Jika anda saham seperti SIDO ini yang tiba2 harganya anjlok cepat dalam sehari, maka bisa jadi itu adalah strategi bandar yang sengaja menjatuhkan harga, agar besoknya bandar bisa dapat barang yang banyak di harga murah. 

Anda bisa 'mengikuti kemauan bandar', yaitu membeli saham2 yang sedang anjlok ini, dengan catatan keesokan hari sudah mulai ada aksi akumulasi (tidak jatuh lagi). 

Tapi memang saham2 seperti ini agak spekulasi juga, karena pasca penurunannya, biasanya pergerakan naik turunnya cukup cepat, sehingga kadang trader belum sempat membeli, sahamnya sudah naik duluan. 

Nah, kalau anda masih ragu dengan saham2 seperti ini, ada baiknya anda hindari dulu. Kalau mau main aman, pilihlah saham2 yang likuiditasnya lebih oke. 

Belajar Bandarmologi Saham: Saham SIDO